Filsafat
: induk dari segala ilmu, artinya semua ilmu dari filsafat. Filsafat berasal
dari bahasa yunani, shophia : kebijaksanaan, philo (cinta), hakikatnya :
mencari kebijaksanaan. Jadi filsafat : upaya mencari kebijaksanaan (kebenaran)
dengan cara berfikir secara mendalam dan logis.
Filsafat
ada 2 sisi :
- Metode : sebagai alat berfikir dengan baik-baik, logis dan sistematis
- Bidang ilmu : sebagai objek yang dipelajari
Filsafat
ada beberpa macam : filsafat umum dan filsafat khusus ( filsafat ilmu
pengetahuan, filsafat hukum, dan ekonomi)
Filsafat
yang akan dikaji / dibahas :
- Filsafat yunani
- Filsafat palistik
- Filsafat rasionalisme
- Filsafat empirisme
- Filsafat kritisme
- Filsafat positivism
- Filsafat idealism
- Filsafat materialism
- Filsafat praguatisme
- Filsafat eksistensialisme
- Filsafat fenomologi
Ilmu
: prose memperoleh pengetahuan / pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat
proses tersebut. Ilmu dapat digolongkan menurut menurut cara :
- Humaiora
- Ilmu social
- Ilmu social (ilmu terapi, ilmu alam)
- Ilmu kedokteran.
Pengetahuan
: sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan
adanya reaksi, persentuhan dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
Pengetahan ini meliputi : emosi, tradisi, ketrampilan, informasi, akidah,
pikiran.
Dalam
pengetahuan sangat mungkin 2 aspek yang berbeda :
1.
Pengetahuan
ini mencakup tradisi ketrampilan, informasi, pemikiran dan akidah yang diyakini
informasi dan diaplikasikan kondisi dan dimensi penting kehidupan.
2.
Realitas
yang terus menerus. Pengetahuan diasumsikan sebagai realitas pada kondisi ini,
seseorang mengetahui secara khusus perkara-perkara yang beragam, kemudian
membandingkan perkara satu sama lain, dengan demikian, ia menyiapkan dirinya
untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang lebih global.
3
pendapat mengenai arti ilmu dan pengetahuan :
- Pengetahuan tidak bisa diartikan (pengetahuan itu bersifat aksiomatik)
- Pengetahuan bisa diartikan, namun sangat sulit
- Pengetahuan mudah diartikan
Agama
: dalam KBI, suatu proses / prinsip kepercayaan kepada Tuhan / juga disebut
dengan nama Dewa / nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Filsafat
: usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia / hidup
yang memuaskan hati.
Obyek
filsafat : semua yang ada (masuk akal) dapat di indera, ragu-ragu sama dengan
tidak percaya. Perbedaan agama dan filsafat :
Filsafat
: berfikir dengan rasio. Filsafat dicari kebenarannya dengan menggunakan akal
(kebenaran) secara relative.
Agama
: keyakinan / seperangkat ajaran yang berasal dari wahyu yang diyakini
kebenaranya secara mutlak.
Lapangan
pembentukan filsafat :
- Ontology : kajian filsafat yang membahas tentang sesuatu yang ada dilihat dari hakikatnya (membahas tentang hakikat). Macam-macam ontology : materi, bentuk, hakikat / metafisik.
- Epistemology : membahas tentang proses terjadinya suatu yang ada dan unsur-unsur yang membentuk.
- Aksiologi: membahas nilai / kegunaan dari suatu benda (dinilai dari segi agama juga bisa)
FILSAFAT
RASIONALISME
Mengatakan
rasio mampu memperoleh pengetahuan tanpa perlu pengalaman (berpikir secara
deduksi)
Aliran
empirisme : aliran yang bersumber dari pengetahuan, dari mata ke akal.
Aliran
rasionalisme : aliran yang bersumbet dari pengetahuan juga, tapi dari akal ke
mata. Menurut descrates : aku berpikir, maka aku ada. Semua indera yang
digunakan oleh akal, sedangkan menurut lebmiz : pengetahuan eksternal bersifat
abadi / tetap, berdasar dari rasio / akal. Adapun pengetahuan kontigen /
sementara / tidak berubah, rasio : sumber pengetahuan yang mencakupi dan dapat
dipercaya.
Konsep
umum diperoleh akal melalui ide 2 bawaan :
- Pemikiran
- Tuhan yang maha sempurna
- Keluasaan
Empirisme
: semua bersumber pada / dapat kita peroleh dengan pengalaman yang sesuai.
Berpikir secara induksi, dilihat obyek per obyek lalu diambil kesimpulan.
John
Locke pengalaman
lahiriyah (sensasi pada indera)
Pengalaman
batiniyah (refleksi pada akal)
David
Home, pengalaman akan menghasilkan :
- kesan : berawal dari melihat (tampak jelas), berupa ide tunggal
- pesan : akan menghasilkan kesimpulan (tampak samar), berupa ide majemuk
FILSAFAT KRISTISME
Kritisme, tokohnya
adalah Immanuel Kant
Menggunakan
rasionalisme dan empirisme sumber
pengetahuan dari pengalaman (a posterion)
Sumber pengetahuan
dari akal ( a priori)
Pengetahuan,
menurut Kant terjadi menjadi 3 tahap :
- pengenalan inderawi, menggunakan indera pada saat yang sama juga menggunakan akal. Ini menggunakan 2 alat yakni indera dan akal.
- Pengenalan akal budi, akal yang bisa menghubungkan sebab akibat.
- Rasio, berusaha mencari hubungan abstrak sehingga bisa menarik benang merah, misalnya konsep-konsep, berfikir sebab akibat yang mendalam.
FILSAFAT POSITIVISME
Artinya
adalah pengetahuan yang benar berdasarkan fakta-fakta yang dapat dibuktikan
oleh panca indera.
Menurut
August Comte, positivism berpangkal pada fakta yang positif. Zaman menurutnya
dibagi 3 :
- Zaman teologi : orang-orang percaya bahwa penyebab kejadian di ala mini dialami adalah para dewa-dewa (animisme)
- Zaman metafisika : orang-orang percaya bahwa penyebab terjadinya peristiwa adalah kekuatan ghoib dibalik alam.
- Zaman positif : orang-orang percaya bahwa penyebab terjadinya peristiwa adalah hubungan sebab akibat peristiwa dalam alam tersebut bukan peristiwa dibalik alam.
Nama-nama
tokoh dalam filsafat umum :
- Filsafat yunani
a.
Sokrates
(469 – 399 sm)
b.
Plato
(427 – 347 sm)
c.
Aristoteles
(384 – 322 sm)
- Filsafat patristic
a.
Patristic
timur
1.
Irenaeus
( 202 sm)
2.
Klemens
(150 – 215 sm)
3.
Origenes
(185 – 254 sm)
b.
Patristic
barat
1.
Tertullianus
(160 – 222)
2.
A.
augustinus (354 – 430)
3.
Boethius
(480 – 525)
- Filsafat rasionalisme
a.
Descrates
(1596 – 1650) bapak filsafat modern
b.
Blaise
pascal (1623 – 1662)
c.
Barunch
Spinoza (1632 – 1677)
- Filsafat empirisme
a.
Thomas
hobbes (1588 – 1679)
b.
John
locke (1632 – 1704)
- Filsafat kritisme
a.
Immanuel
kant
b.
Hume
- Filsafat positivism
a.
August
comte (1798 – 1857)
b.
John
stuart mill (1806 – 1873)
c.
Herbert
spencer (1820 – 1903)
- Filsafat idealism
a.
J.
g. fichte (1762 – 1844)
b.
F.w.
j. schelling (1775 – 1854)
c.
G.w.f.
hegel (1770 – 1831)
- Filsafat materialism
a.
Ludwig feurebach (1804 – 1872)
b.
Karl
marx (1818 – 1883)
c.
Soren
Kierkegaard (1813 – 1855)
d.
Friedich
nietzche (1844 – 1900)
- Filsafat pragmatism
a.
William
james (1907 – 1910)
b.
John
dewey (1859 – 1952)
- Filsafat eksistensialisme
a.
Martin
Heidegger
b.
Jean
paul Sartre
c.
Karl
jaspers (1883 – 1969)
d.
Gabriel
marcel (1889 – 1973)
- Filsafat fenomologi
a.
Edmund
Husserl (1859 – 1938)
b.
Max
scheler (1874 – 1928)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar