Kamis, 11 Oktober 2012

Filsafat Umum


Filsafat : induk dari segala ilmu, artinya semua ilmu dari filsafat. Filsafat berasal dari bahasa yunani, shophia : kebijaksanaan, philo (cinta), hakikatnya : mencari kebijaksanaan. Jadi filsafat : upaya mencari kebijaksanaan (kebenaran) dengan cara berfikir secara mendalam dan logis.
Filsafat ada 2 sisi :
  1. Metode : sebagai alat berfikir dengan baik-baik, logis dan sistematis
  2. Bidang ilmu : sebagai objek yang dipelajari
Filsafat ada beberpa macam : filsafat umum dan filsafat khusus ( filsafat ilmu pengetahuan, filsafat hukum, dan ekonomi)
Filsafat yang akan dikaji / dibahas :
  1. Filsafat yunani
  2. Filsafat  palistik
  3. Filsafat rasionalisme
  4. Filsafat empirisme
  5. Filsafat kritisme
  6. Filsafat positivism
  7. Filsafat idealism
  8. Filsafat materialism
  9. Filsafat praguatisme
  10. Filsafat eksistensialisme
  11. Filsafat fenomologi
Ilmu : prose memperoleh pengetahuan / pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Ilmu dapat digolongkan menurut menurut cara :
  1. Humaiora
  2. Ilmu social
  3. Ilmu social (ilmu terapi, ilmu alam)
  4. Ilmu kedokteran.
Pengetahuan : sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahan ini meliputi : emosi, tradisi, ketrampilan, informasi, akidah, pikiran.
Dalam pengetahuan sangat mungkin 2 aspek yang berbeda :
1.    Pengetahuan ini mencakup tradisi ketrampilan, informasi, pemikiran dan akidah yang diyakini informasi dan diaplikasikan kondisi dan dimensi penting kehidupan.
2.    Realitas yang terus menerus. Pengetahuan diasumsikan sebagai realitas pada kondisi ini, seseorang mengetahui secara khusus perkara-perkara yang beragam, kemudian membandingkan perkara satu sama lain, dengan demikian, ia menyiapkan dirinya untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang lebih global.
3 pendapat mengenai arti ilmu dan pengetahuan :
  1. Pengetahuan tidak bisa diartikan (pengetahuan itu bersifat aksiomatik)
  2. Pengetahuan bisa diartikan, namun sangat sulit
  3. Pengetahuan mudah diartikan
Agama : dalam KBI, suatu proses / prinsip kepercayaan kepada Tuhan / juga disebut dengan nama Dewa / nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Filsafat : usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia / hidup yang memuaskan hati.
Obyek filsafat : semua yang ada (masuk akal) dapat di indera, ragu-ragu sama dengan tidak percaya. Perbedaan agama dan filsafat :
Filsafat : berfikir dengan rasio. Filsafat dicari kebenarannya dengan menggunakan akal (kebenaran) secara relative.
Agama : keyakinan / seperangkat ajaran yang berasal dari wahyu yang diyakini kebenaranya secara mutlak.
Lapangan pembentukan filsafat :
  1. Ontology : kajian filsafat yang membahas tentang sesuatu yang ada dilihat dari hakikatnya (membahas tentang hakikat). Macam-macam ontology : materi, bentuk, hakikat / metafisik.
  2. Epistemology : membahas tentang proses terjadinya suatu yang ada dan unsur-unsur yang membentuk.
  3. Aksiologi: membahas nilai / kegunaan dari suatu benda (dinilai dari segi agama juga bisa)
FILSAFAT RASIONALISME
Mengatakan rasio mampu memperoleh pengetahuan tanpa perlu pengalaman (berpikir secara deduksi)
Aliran empirisme : aliran yang bersumber dari pengetahuan, dari mata ke akal.
Aliran rasionalisme : aliran yang bersumbet dari pengetahuan juga, tapi dari akal ke mata. Menurut descrates : aku berpikir, maka aku ada. Semua indera yang digunakan oleh akal, sedangkan menurut lebmiz : pengetahuan eksternal bersifat abadi / tetap, berdasar dari rasio / akal. Adapun pengetahuan kontigen / sementara / tidak berubah, rasio : sumber pengetahuan yang mencakupi dan dapat dipercaya.
Konsep umum diperoleh akal melalui ide 2 bawaan :
  1. Pemikiran
  2. Tuhan yang maha sempurna
  3. Keluasaan
Empirisme : semua bersumber pada / dapat kita peroleh dengan pengalaman yang sesuai. Berpikir secara induksi, dilihat obyek per obyek lalu diambil kesimpulan.
John Locke            pengalaman lahiriyah (sensasi pada indera)
                              Pengalaman batiniyah (refleksi pada akal)

David Home, pengalaman akan menghasilkan :
  1. kesan : berawal dari  melihat (tampak jelas), berupa ide tunggal
  2. pesan : akan menghasilkan kesimpulan (tampak samar), berupa ide majemuk


FILSAFAT  KRISTISME
Kritisme, tokohnya adalah Immanuel Kant
Menggunakan rasionalisme dan empirisme             sumber pengetahuan dari pengalaman (a posterion)

                                  Sumber pengetahuan dari akal ( a priori)
Pengetahuan, menurut Kant terjadi menjadi 3 tahap :
  1. pengenalan inderawi, menggunakan indera pada saat yang sama juga menggunakan akal. Ini menggunakan 2 alat yakni indera dan akal.
  2. Pengenalan akal budi, akal yang bisa menghubungkan sebab akibat.
  3. Rasio, berusaha mencari hubungan abstrak sehingga bisa menarik benang merah, misalnya konsep-konsep, berfikir sebab akibat yang mendalam.
FILSAFAT  POSITIVISME
Artinya adalah pengetahuan yang benar berdasarkan fakta-fakta yang dapat dibuktikan oleh panca indera.
Menurut August Comte, positivism berpangkal pada fakta yang positif. Zaman menurutnya dibagi 3 :
  1. Zaman teologi : orang-orang percaya bahwa penyebab kejadian di ala mini dialami adalah para dewa-dewa (animisme)
  2. Zaman metafisika : orang-orang percaya bahwa penyebab terjadinya peristiwa adalah kekuatan ghoib dibalik alam.
  3. Zaman positif : orang-orang percaya bahwa penyebab terjadinya peristiwa adalah hubungan sebab akibat peristiwa dalam alam tersebut bukan peristiwa dibalik alam.
Nama-nama tokoh dalam filsafat umum :
  1. Filsafat yunani
a.       Sokrates (469 – 399 sm)
b.      Plato (427 – 347 sm)
c.       Aristoteles (384 – 322 sm)
  1. Filsafat patristic
a.       Patristic timur
1.      Irenaeus ( 202 sm)
2.      Klemens (150 – 215 sm)
3.      Origenes (185 – 254 sm)
b.      Patristic barat
1.      Tertullianus (160 – 222)
2.      A. augustinus (354 – 430)
3.      Boethius (480 – 525)
  1. Filsafat rasionalisme
a.       Descrates (1596 – 1650) bapak filsafat modern
b.      Blaise pascal (1623 – 1662)
c.       Barunch Spinoza (1632 – 1677)
  1. Filsafat empirisme
a.       Thomas hobbes (1588 – 1679)
b.      John locke (1632 – 1704)
  1. Filsafat kritisme
a.       Immanuel kant
b.      Hume
  1. Filsafat positivism
a.       August comte (1798 – 1857)
b.      John stuart mill (1806 – 1873)
c.       Herbert spencer (1820 – 1903)
  1. Filsafat idealism
a.       J. g. fichte (1762 – 1844)
b.      F.w. j. schelling (1775 – 1854)
c.       G.w.f. hegel (1770 – 1831)
  1. Filsafat materialism
a.       Ludwig  feurebach (1804 – 1872)
b.      Karl marx (1818 – 1883)
c.       Soren Kierkegaard (1813 – 1855)
d.      Friedich nietzche (1844 – 1900)
  1. Filsafat pragmatism
a.       William james (1907 – 1910)
b.      John dewey (1859 – 1952)
  1. Filsafat eksistensialisme
a.       Martin Heidegger
b.      Jean paul Sartre
c.       Karl jaspers (1883 – 1969)
d.      Gabriel marcel (1889 – 1973)
  1. Filsafat fenomologi
a.       Edmund Husserl (1859 – 1938)
b.      Max scheler (1874 – 1928)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar